Sunday, 16 October 2022

Tips hukum, bagaimana nih jika salah satu pihak tidak ingin bercerai?


Perceraian sebaiknya tidak pernah terjadi, dan hubungan rumah tangga akan lebih baik jika bisa dipertahankan dan bisa berjalan langgeng dan bahagia hingga akhir hayatnya. namun bagi sebagian orang beranggapan bahwa dalam rumah tangga pasti ada permasalahan yang bisa berujung pada perceraian dan harus dilakukan atau sudah tidak bisa lagi mempertahankan rumah tangganya. namun di lain sisi ada juga yang salah satu pihaknya tidak ingin bercerai atau bersihkukuh untuk terus bersama. sebagai contoh saja Pasangan menolak untuk dicerai-kan.

Baca juga : Tips-hukum-celaka-karena-jalanan-rusak.

Untuk menghadapi masalah tersebut apabila suatu saat nanti terjadi pada anda, tentunya anda harus mengetahui apa yang harus dilakukan. namun, sebelum itu mari kita ketahui dahulu beberapa hal yang umumnya terjadi apabila salah satu pihak menggugat cerai, tapi pihak lain menolak untuk diceraikan. simak ulasannya,

Ada beberapa hal yang biasanya terjadi apabila salah satu pihak Pasangan Menggugat cerai, namun pihak lainnya menolak


1. Proses Sidang Perceraian Menjadi Lama

Dikarenakan kedua belah pihak masih tetap pada pendirian masing-masing, maka sudah bisa dipastikan bahwa proses sidang perceraian akan berlangsung dengan cukup lama. belum lagi apabila ternyata perceraian sudah diputuskan Pengadilan Tingkat Pertama, pihak yang tidak puas dengan hasilnya melakukan Banding dan seterusnya. hal ini tentu saja akan membuat proses perceraian akan semakin lama. 


2. Proses yang ribet atau berbelit

Kedua pihak yang saling beradu argumen maupun bukti di Pengadilan, meskipun hal tersebut adalah suatu hal yang wajar ada dan terjadi di Pengadilan. namun untuk sebagian orang hal tersebut dianggap terlalu ribet. harus paham dan mengetahui mengenai bagaimana cara membuat suatu Jawaban, Replik, Duplik, cara agar bisa menang di Pengadilan dan lain sebagainya. 


3. Biaya akan lebih mahal

Untuk kasus seperti ini bagi kebanyakan orang, baik itu Pemohon atau Termohon lalu Penggugat atau Tergugat, pada umumnya akan memilih untuk memakai jasa Pengacara atau Advokat dari pada mengurus sendiri perkara ke Pengadilan. dalam hal ini memang sudah wajar dilakukan karena biasanya sudah bisa kita bayangkan jika proses perceraian akan berlangsung lebih lama dan ribet. tidak ada salahnya apabila menggunakan jasa Pengacara, namun perlu diingat jika biaya yang dikeluarkan untuk meminta bantua mereka tidaklah sama dengan perkara yang diurus sendiri. 

Itulah beberapa hal yang umumnya terjadi apabila pihak satu ingin bercerai, namun pihak lainnya menolak. setelah mengetahui hal tersebut, yang selanjutnya harus diketahui adalah solusi jika pasangan menolak untuk diceraikan. berikut ulasan beserta contoh kasusnya. 

Ada beberapa solusi jika Pasangan menolak untuk diceraikan

Berikut adalah contoh kasus dan solusinya yang bisa kalian pelajari jika saja suatu saat menemui atau mengalami hal yang serupa : 

Seorang perempuan menikah selama 2 tahun, namun sejak akad nikah tidak pernah diurusi, tidak dinafkahi, namun suami tidak mau untuk menceraikan. jika kasus demikian apakah istri bisa tetap mendapatkan surat cerai, meski sang suami menolak untuk bercerai? 

Ada beberapa jalan alternatif yang mungkin bisa dicoba apabila menemui kasus penolakan perceraian oleh salah satu pihak, jalan alternatif-nya seperti ini : 

1. MENGAJUKAN GUGATAN PERCERAIAN

Hal pertama yang bisa dilakukan apabila pasangan menolak untuk diceraikan adalah tetap mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan. sampai saat ini memang sudah cukup banyak yang mengira apabila melakukan pengajuan perceraian barulah bisa untuk dilakukan jika kedua belah pihak atau pasangan sudah mempunyai kesepakatan bersama sebelumnya. padahal yang sebenarnya dan kenyataannya, jika anda memang sudah membuat suatu keputusan untuk bercerai dari pasangan, anda bisa mengajukan gugatan perceraian secara langsung ke Pengadila. pengajuan gugatan tersebut bisa dilakukan baik sudah ada kesepakatan dengan pasangan ataupun tanpa adanya kesepakatan sebelumnya. 


2. MENULISKAN SECARA DETAIL DAN LENGKAP TENTANG KRONOLOGIS PERCERAIAN

Setelah proses awal dilewati proses selanjutnya adalah anda harus menuliskan tentang kronologis masalah di rumah tangga anda dengan rinci dan lengkap. anda bisa menuliskan kronologi mulai dari Identitas diri, awal menikah, lalu penyebab dari perselisihan dengan pasangan, hingga akhirnya tentang apa yang menyebabkan anda untuk memutuskan bercerai. 

Anda harus ingat bahwa untuk menuliskan semua itu secara rinci, jelas dan sebenar-benarnya atau jujur. hal ini dilakukan agar supaya Hakim bisa dengan mudah mengerti dan mengetahui tentang alasan anda ingin untuk mengakhiri bahtera rumah tangga atau pernikahan dengan pasangan. hal ini bisa untuk membantu anda ketika dalam proses perceraian nantinya meskipun pasangan atau suami anda menolaknya. 


3. MENYIAPKAN SEMUA BUKTI YANG VALID

Proses perceraian memang akan memakan waktu yang cukup lama atau panjang. tapi, bisa juga berjalan dengan lancar apabila kedua belah pihak, seperti anda dan pasangan sudah sama-sama sepakat untuk mengakhiri pernikahan atau berpisah. 

Namun, apabila seorang istri mengajukan gugatan cerai lalu suami menolaknya, maka proses dari perceraian tersebut bisa menjadi lebih rumit dan lama. oleh sebab itu, guna memudahkan proses dari perceraian anda, maka siapkanlah berbagai barang bukti yang valid tentang permasalahan di rumah tangga yang menyebabkan perselisihan dan keinginan untuk berpisah. 

Sebagai contoh, anda ingin berpisah atau bercerai dengan suami karena ada tindakan KDRT serta suami telah berselingkuh, maka lampirkanlah surat keterangan Visum yang anda dapatkan dari rumah sakit yang membuktikan jika anda mengalami atau mendapatkan luka karena kekerasan yang dilakukan suami. lalu lampirkan juga bukti-bukti yang membuktikan suami anda telah sudah berselingkuh. misalnya foto-foto perselingkuhan dan lain sebagainya. dengan adanya bukti-bukti yang valid, maka proses perceraiannya nanti tidak akan terlalu rumit meskipun suami menolak. 


4. MENGHADIRKAN PARA SAKSI YANG BISA MEMBANTU

 Bukan hanya bukti valid yang bisa disertakan dalam gugatan perceraian dengan pasangan, namun anda juga perlu menghadirkan para saksi yang bisa untuk memperkuat alasan mengapa anda ingin berpisah dan bercerai dengan pasangan. misalnya saja, anda mengajukan perceraian karena suami yang KDRT, lalu tetangga ataupun kerabat dekat anda sering menyaksikan atau melihat perlakuan buruk suami ke kapada anda, para saksi tersebut bisa dihadirkan pada saat sidang perceraian. dengan begitu, hakim bisa dan akan menilai jika pernikahan anda dengan pasangan apakah masih bisa untuk diperbaiki ataukah memang sudah seharusnya selesai dan berakhir di meja hijau. 

5. MENGGUNAKAN JASA PENGACARA UNTUK MEMBANTU PROSES PERCERAIAN

Ada banyak hal yang nantinya mungkin akan terjadi ketika istri mengajukan gugatan cerai namun suami menolak. seperti yang telah dijelaskan di atas, hal-hal yang terjadi seperti proses cerai yang lama dan alot, lebih rumit hingga berkepanjangan. 

Apalagi jika anda tidak hanya mengajukan gugatan cerai, namun juga mengajukan gugatan hak asuh anak serta harta gono-gini, maka bukanlah suatu hal yang tidak mungkin jika proses perceraian akan memakan waktu semakin lama dan panjang. maka dari itu tidak ada salahnya apabila anda meminta bantuan advokat di dalam menyelesaikan perceraian. 

Demikian pembahasan kali ini mengenai kasus dimana  salah satu pihak pasangan menikah ingin bercerai, namun pihak lainya menolak untuk diceraikan. alangkah baiknya jika sebelum memutuskan bercerai dengan pasangan untuk memikirkan secara matang dan banyak mempertimbangkan berbagai hal untuk kedepannya. semoga bermanfaat


Baca juga : Yok-pahami-tips-dalam-melaporkan-tindak-Pidana-Ke-Polisi.


Sumber :  https://blog.justika.com/perceraian/salah-satu-pihak-tidak-ingin-bercerai/

https://imamhw.com/pasangan-menolak-diceraikan/

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home